You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan GIRIPURWO
Kalurahan GIRIPURWO

Kap. GIRIMULYO, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

Sugeng Rawuh Wonten ing Website Kalurahan Giripurwo, Sugeng Amriksani, Mugi-mugi Tansah Manpangat Dhumateng Kita Sedaya. Bayarlah Pajak PBB Tepat Waktu, Orang Bijak Taat Pajak

Tugu Jumenengan, Simbol Kebahagiaan Warga Giripurwo atas Penobatan Sri Sultan HB IX

Administrator 18 Maret 2020 Dibaca 1.291 Kali

Rabu, 18 Maret 2020, penulis mencoba mengulit sejarah berdirinya Tugu Jumenengan yang terletak di Padukuhan Nglengkong, Giripurwo. Tepatnya di selatan Jalan utama, seberang jalan dengan SDN Niten, berada di perbatasan antara Padukuhan Nglengkong dengan Padukuhan Grigak,. Sebuah bangunan yang secara fisik kondisinya sudah menua seiring jaman. Warga sekitar menyebutnya Tugu Jumenengan,dan adapula yang menyebut Crone. Banyak simpang siur terkait asal usul dibangunnya Tugu ini, dan juga banyak yang tidak mengetahui secara pasti tentang fungsi Tugu ini dibangun. Bahkan ada yang mengatakan dahulu Sri Sultan pernah singgah di tempat ini,dan berdiri (jawa : jumeneng ) di sini, sehingga disebut Tugu Jumenengan.

Melihat lebih dekat dengan bangunan ini,Tertulis dalam Banguan tersebut 8 Sapar 1871 dal ( penanggalan kalender Jawa ) dan 18 Maart 1940. Pada tanggal tersebut adalah hari dinobatkannya Gusti Raden Mas Dorodjatun sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampéyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Sénapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat".( Sri Sutan Hamengku Buwono IX ). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, Tugu Ini adalah tugu peringatan atau simbol kebahagiaan warga Giripurwo atas penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX tersebut. Sri Sultan HB IX berkuasa selama 48 tahun ( 1940-1988). Tugu ini dibangun pada masa masih menjadi Kalurahan Niten, dimana Lurah pada masa itu dijabat oleh R. Hanggapangreksa. Tugu yang serupa, juga bisa ditemukan di beberapa titik di DIY, meski bentuknya berbeda-beda.

Namun kondisinya yang sekarang kurang terawat. Perlu dilakukan pemugaran kembali terhadap bangunan tersebut agar salah satu warisan cagar budaya ini bisa terjaga keberadaannya.. (al@yyubi.red)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image